Psychology

Trauma Inner Child

Published on

Photo: Shutterstock

Trauma inner child merujuk pada luka emosional atau pengalaman menyakitkan yang dialami saat masa kecil. Hal ini mempengaruhi seseorang dalam kehidupan dewasa mereka. Konsep ini mengacu pada bagaimana pengalaman masa kecil, baik yang terjadi secara langsung maupun akibat dari pengabaian atau kelalaian emosional. Hal ini dapat meninggalkan bekas yang mendalam pada bagian diri kita yang lebih muda atau inner child. Trauma ini dapat muncul dalam berbagai bentuk dan sering kali mempengaruhi cara seseorang berhubungan dengan diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia sekitar.

Jenis-Jenis Trauma Inner Child:

1. Trauma Fisik atau Kekerasan: Pengalaman seperti kekerasan fisik, pelecehan, atau pengabaian fisik dapat sangat merusak anak-anak. Pengalaman seperti ini dapat menciptakan perasaan ketakutan, rendah diri, atau kurangnya rasa aman yang terbawa hingga dewasa.

2. Trauma Emosional atau Psikologis: Ini termasuk kekerasan verbal, penolakan emosional, atau pengabaian. Bentuk kurangnya perhatian atau kasih sayang dari orang tua atau pengasuh. Anak yang merasa tidak dihargai, dicintai, atau diterima bisa mengembangkan rasa cemas, tidak cukup baik, atau takut ditinggalkan.

3. Trauma Sosial: Pengalaman seperti bullying, kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya, atau perasaan terisolasi dapat meninggalkan bekas emosional pada inner child. Perasaan kesepian, tidak memiliki dukungan, atau rasa tidak diterima bisa bertahan lama.

4. Trauma Seksual: Pelecehan seksual selama masa kanak-kanak adalah bentuk trauma yang mendalam dan dapat mempengaruhi individu seumur hidup. Rasa malu, kebingungan, dan perasaan tidak berdaya bisa muncul dan mempengaruhi hubungan serta kepercayaan diri di masa dewasa.

5. Trauma karena Kehilangan atau Perpisahan: Kehilangan orang tua atau figur yang sangat berarti dalam hidup anak, misalnya karena perceraian, kematian, atau pengabaian, dapat menimbulkan rasa takut kehilangan, kecemasan, atau masalah kepercayaan yang mendalam.

Dampak Trauma Inner Child pada Kehidupan Dewasa:

Kesulitan dalam Hubungan: Seseorang yang memiliki trauma inner child mungkin kesulitan untuk menjalin hubungan yang sehat. Mereka bisa merasa takut ditinggalkan, tidak cukup baik, atau tidak berharga, yang membuat mereka cemas atau menghindari kedekatan emosional.

Masalah Kecemasan dan Depresi: Trauma yang tidak disembuhkan sering kali dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan, depresi, atau bahkan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Rasa takut, rasa tidak aman, dan perasaan tidak layak sering kali mengganggu kesejahteraan mental.

Perasaan Tidak Cukup Baik: Anak yang mengalami penolakan atau kritik berlebihan bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang merasa selalu kurang atau tidak layak. Perasaan rendah diri ini bisa memengaruhi kepercayaan diri dan kemampuan mereka untuk mencapai tujuan hidup mereka.

Perilaku Penghindaran atau Perilaku Berisiko: Beberapa individu dengan trauma inner child mungkin terjebak dalam perilaku penghindaran atau kecenderungan berisiko. Mereka mungkin menghindari konflik atau hubungan yang intim, atau malah terlibat dalam perilaku merusak diri, seperti kecanduan atau hubungan yang tidak sehat.

Penyembuhan Trauma Inner Child:

Proses penyembuhan trauma inner child adalah perjalanan yang mendalam dan sering kali memerlukan waktu, kesabaran, dan dukungan profesional. Beberapa pendekatan untuk penyembuhan trauma ini meliputi:

1. Penerimaan dan Pengakuan: Langkah pertama dalam penyembuhan adalah mengakui adanya trauma tersebut dan memahami bagaimana pengalaman masa kecil membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia. Ini bisa melibatkan refleksi diri yang mendalam dan pemahaman bahwa luka emosional itu nyata.

2. Terapi Inner Child: Banyak orang yang menjalani terapi psikologis untuk menyembuhkan inner child mereka. Terapis mungkin akan menggunakan teknik seperti terapi naratif atau terapi berbasis kesadaran untuk membantu individu berhubungan dengan bagian diri mereka yang terluka dan memberi mereka kesempatan untuk menyembuhkan luka tersebut.

3. Membebaskan Diri dari Pola Negatif: Banyak orang yang memiliki trauma inner child cenderung mengulangi pola negatif yang terbentuk akibat pengalaman masa kecil mereka, seperti merasa tidak cukup baik atau tidak layak. Mengidentifikasi dan mengubah pola ini adalah bagian penting dari proses penyembuhan.

4. Mendengarkan dan Merawat Inner Child: Terapi ini sering kali melibatkan berbicara dengan bagian diri yang lebih muda, memberi perhatian pada perasaan mereka, dan memberi mereka rasa aman serta kasih sayang yang mungkin mereka kurang dapatkan di masa kecil. Ini bisa dilakukan melalui meditasi, visualisasi, atau teknik lainnya.

5. Membangun Keterampilan Regulasi Emosi: Mengembangkan cara-cara yang lebih sehat untuk mengelola dan mengekspresikan emosi sangat penting dalam proses penyembuhan trauma inner child. Ini bisa melibatkan belajar untuk mengenali dan mengatasi rasa takut, cemas, atau marah dengan cara yang lebih positif.

6. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung: Memiliki lingkungan yang mendukung, baik itu teman, keluarga, atau terapis, yang dapat memberikan kasih sayang dan pengertian, sangat penting dalam penyembuhan. Orang dewasa dengan trauma inner child sering membutuhkan dukungan eksternal untuk merasa aman dan belajar bagaimana membangun hubungan yang sehat.

Kesimpulan

Trauma inner child adalah luka emosional dari masa kecil yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang di masa dewasa, memengaruhi cara mereka merasakan, berpikir, dan berinteraksi dengan dunia. Namun, dengan pengakuan, penerimaan, dan upaya penyembuhan yang tepat, individu dapat mengatasi trauma ini dan mencapai kedamaian emosional. Proses penyembuhan membutuhkan waktu dan keberanian untuk menghadapi masa lalu, tetapi itu dapat menghasilkan perubahan yang mendalam dalam kesejahteraan mental dan hubungan interpersonal.

Penulis: Dina Nugraha, Praktisi Mental Health, Certified Counselor & Healer student

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version