Fashion & Beauty

Influencer Virtual Buatan AI Menggeser Peran Manusia?

Published on

Photo: Shutterstock

Bayangkan sebuah dunia di mana influencer media sosial bukan lagi manusia, melainkan karakter digital yang dirancang oleh teknologi kecerdasan buatan (AI). Dunia ini sudah menjadi kenyataan. Influencer virtual kini ramai menghiasi feed media sosial, dengan gaya hidup, selera fashion, hingga interaksi seolah mereka adalah manusia nyata.

Tapi muncul pertanyaan besar: apakah influencer virtual lebih dipercaya daripada manusia? Dengan segala kontroversi, kelebihan, dan tantangan yang mereka bawa, mari kita jelajahi fenomena ini lebih jauh.

Dunia Influencer Virtual

Fenomena ini berkembang pesat, dan data mendukung popularitasnya. Laporan Business Insider Intelligencememprediksi bahwa industri influencer marketing akan mencapai $24,1 miliar pada tahun 2025, di mana influencer virtual memainkan peran penting.

Salah satu contoh paling terkenal adalah Lil Miquela, karakter digital yang dibuat oleh perusahaan startup Brud pada tahun 2016. Dengan lebih dari 3 juta pengikut di Instagram, Lil Miquela telah bekerja sama dengan brand besar seperti Calvin Klein, Prada, hingga Chanel. Yang mengejutkan, kampanye Lil Miquela dilaporkan menghasilkan pendapatan lebih dari $10 juta per tahun.

Apa yang Membuat Influencer Virtual Begitu Menarik?

Ketika brand besar mencari cara baru untuk menjangkau audiens, influencer virtual memberikan sejumlah kelebihan:

  • Tidak Terpengaruh Masalah Pribadi:
    Influencer virtual bebas dari risiko skandal, drama, atau isu personal. Hal ini membuat mereka menjadi pilihan aman untuk brand.
  • Aktif 24/7:
    Tidak seperti manusia yang butuh istirahat, influencer virtual bisa terus “online” sepanjang waktu.
  • Sangat Fleksibel dan Kustomisasi:
    Dari gaya fashion hingga kepribadian, semuanya bisa disesuaikan agar sesuai dengan target pasar.

Namun, tentu saja, mereka tidak sempurna. Beberapa orang merasa bahwa influencer virtual kurang memiliki emosi otentik yang hanya dimiliki oleh manusia.

Baca juga tentang Augmented Reality Mengubah Belanja dan Interaksi disini biar up to date!

Kisah Influencer Virtual yang Sukses

Lil Miquela:
Dikenal sebagai “perempuan digital” yang sering terlibat dalam kampanye fashion, Lil Miquela menciptakan sensasi di media sosial dengan narasi hidup yang menyentuh, termasuk “hubungan asmara” yang dirancang agar terasa nyata.

Imma:
Influencer asal Jepang ini fokus pada gaya hidup modern dengan lebih dari 400 ribu pengikut di Instagram. Keunikannya adalah tampilannya yang futuristik namun tetap relatable.

Noonoouri:
Karakter virtual ini dikenal karena kampanyenya tentang keberlanjutan dan etika dalam fashion. Ia pernah bekerja sama dengan brand ternama seperti Dior dan Versace.

Lebih Percaya pada AI atau Manusia?

Menurut survei dari Morning Consult pada 2024, 53% Generasi Z merasa influencer virtual lebih menarik karena keunikan dan kesan futuristiknya. Namun, 38% Milenial merasa lebih nyaman dengan influencer manusia karena mereka dianggap lebih autentik.

Ini menunjukkan bahwa penerimaan terhadap influencer virtual sangat bergantung pada usia dan preferensi audiens. Generasi muda cenderung lebih terbuka terhadap inovasi teknologi, sementara generasi yang lebih tua menghargai koneksi emosional yang nyata.

Tantangan yang Dihadapi Influencer Virtual

Tantangannya yaitu dari interaksi mereka sering dianggap terlalu “terprogram,” sehingga sulit membangun hubungan yang mendalam dengan audiens. Kemudian, Banyak yang menganggap keberadaan mereka bisa mengurangi peluang kerja bagi manusia, terutama di industri kreatif.

Apakah Masa Depan Influencer Ada di Tangan AI?

Dengan segala inovasi yang dibawa oleh teknologi, influencer virtual jelas memiliki tempat di masa depan marketing. Namun, mereka tidak akan sepenuhnya menggantikan influencer manusia. Sebaliknya, mereka akan menjadi pelengkap, menawarkan alternatif yang unik dan inovatif.

Contoh seperti Lil Miquela dan Imma membuktikan bahwa influencer virtual bisa menciptakan dampak besar. Tapi, elemen koneksi emosional dari manusia tetap menjadi keunggulan yang sulit disaingi oleh AI.

Kesimpulan

Influencer virtual buatan AI telah membuka babak baru di dunia digital. Mereka menawarkan kreativitas, efisiensi, dan keamanan bagi brand. Namun, kepercayaan audiens masih menjadi tantangan besar yang harus mereka taklukkan.

Pada akhirnya, kehadiran influencer virtual bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana manusia beradaptasi dengan inovasi di dunia yang terus berubah.

Bagaimana menurutmu? Apakah mereka akan menggantikan influencer manusia, atau justru menjadi bagian dari ekosistem baru yang lebih menarik?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version